top of page

Apa Itu "Lansia"?

Muhammad Rizky Ramadhan

Sudah akrab dengan kata “lansia”? Seberapa sering kamu mendengarnya?

Lanjut usia atau yang sering disebut lansia sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-

hari. Ada yang satu rumah dengan nenek, kakek atau bahkan masih memiliki “buyut”. Di jalan

atau tempat umum pun kita sudah tidak asing lagi untuk bertemu dengan para lansia. Lansia

memang lebih diutamakan di berbagai pelayanan umum, seperti transportasi umum dan toilet.


Bukan tidak beralasan, tetapi orang yang lanjut usia membutuhkan pelayanan khusus karena kondisi fisik dan psikologisnya sudah berbeda dengan orang yang lebih muda, baik orang dewasa maupun remaja.



Sebenarnya apa yang terjadi pada orang lanjut usia?

Sebelum membahas tentang lanjut usia, penting untuk mengetahui proses penting yang

terjadi pada orang lanjut usia. Yaitu adanya proses menua atau penuaan.


Istilah "Lansia" diterapkan pada individu yang termasuk dalam usia 60 tahun ke atas, yang mewakili bagian populasi yang tumbuh paling cepat di seluruh dunia.

Persentase jumlah lansia di negara berkembang cenderung kecil. Menurut data.worldbank, pada tahun 2019 jumlah populasi lansia di dunia mencapai 698 juta orang. Sedangkan di Indonesia, populasi lansia berjumlah sekitar 16, 4 juta jiwa dengan 8,9 juta lansia berjenis kelamin perempuan dan 7,5 juta lansia berjenis kelamin laki-laki. Jumlah tersebut merupakan 6% dari seluruh populasi penduduk Indonesia.


Proses menua identik dengan berbagai perubahan fisik seperti mengendurnya kulit,

berkurangnya fungsi penglihatan serta pendengaran dan masalah pada persendian. Selain itu, penuaan juga dikaitkan dengan banyak gangguan neurologis, karena kapasitas otak untuk mengirimkan sinyal dan berkomunikasi mulai berkurang. Menurunnya fungsi otak adalah ketakutan terbesar di kalangan lansia yang meliputi menurunnya kemampuan dalam mengingat (penyakit demensia cukup banyak ditemukan di Indonesia). Berbagai kondisi neurodegeneratif lainnya seperti penyakit parkinson atau kerusakan otak mendadak akibat stroke juga semakin umum terjadi seiring bertambahnya usia.

Tidak hanya perubahan secara fisik, tetapi lansia juga mengalami perubahan secara psikologis. Orang yang lebih tua seringkali merasa hampa dari kehidupan sekitarnya dan merasa hidupnya sia-sia serta tidak berguna. Semua peristiwa yang berada di depan mata mereka seolah-olah tidak penting dan tidak menarik lagi. Mengalami konflik intrapersonal juga sering dialami oleh lansia. Beradaptasi dengan masa pensiun, mulai kehilangan teman sebaya maupun pasangan dan beradaptasi dengan perginya anak-anak mereka dari rumah untuk membangun keluarga. Hal tersebut mengakibatkan lansia rentan untuk mengalami depresi dan gangguan psikologis lainnya.

Kesimpulannya, menua merupakan proses seseorang mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis. Berbagai perubahan tersebut membuat para lansia harus beradaptasi dengan kapasitas barunya. Untuk menghadapi masa Iansia dibutuhkan persiapan yang baik dari jauh-jauh hari agar tidak kesulitan dalam beradaptasi.


Kesehatan jasmani dan mental merupakan syarat yang perlu dipenuhi agar setiap orang memiliki kesejahteraan di masa lansia.




Referensi:

2. Santrock. John W. (2011). Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup Edisi

Ketigabelas jilid I (Terjemahan: Benedictine Widyasinta). Jakarta: Erlangga.

3. Papalia, D. E., Old s, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development

Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

Recent Posts

See All

תגובות


Subscribe Form

Thanks for submitting!

+6281378253185

©2020 by Go-Elderly. Proudly created with Wix.com

bottom of page