Aktivitas fisik merupakan suatu hal yang seringkali sulit dilakukan oleh orang dewasa dengan berbagai macam alasan, seperti misalnya, padatnya jadwal sehari-hari. Tidak hanya orang dewasa saja, aktivitas fisik pun adalah hal yang jarang dilakukan ketika sudah menginjak fase lansia. Semua ini bisa jadi karena masalah kesehatan, takut akan jatuh, atau mungkin merasa tidak cocok melakukan aktivitas fisik. Atau mungkin, karena sudah menginjak lansia, rasanya ingin mengurangi kegiatan dan beristirahat saja. Padahal, untuk lansia, aktivitas fisik merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
Mungkin sudah menjadi pengetahuan umum bahwa melakukan aktivitas fisik akan membuat fisik menjadi sehat. Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dapat mencegah penyakit-penyakit seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Selain itu, aktivitas fisik juga dapat membantu meningkatkan sistem imun, kekuatan tulang dan otot, serta keseimbangan dan kelenturan tubuh. Aspek-aspek ini pun dapat membantu mengurangi risiko jatuh pada lansia yang cukup rentan.
Ditambah lagi, tidak hanya berdampak untuk fisik, rajin melakukan aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan mood dan mengurangi stress. Manfaat juga dapat dirasakan oleh otak; aktivitas fisik dapat membantu menjaga fungsi-fungsi otak serta dapat mengurangi risiko terkena Alzheimer’s disease di kemudian hari. Tidak jarang pula, aktivitas fisik pada lansia dibarengi dengan komunitas sosial. Tentunya dengan adanya komunitas ini, lansia dapat mengurangi rasa kesepian yang mungkin dirasakan terutama bila anak-anak mereka sudah pergi meninggalkan rumah. Semua hal ini tentu dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.
Namun, tak jarang lansia merasa kesulitan untuk memulai aktivitas fisik. Apalagi, jika mereka memang tidak suka untuk berolahraga. Kalau begini, tetap bisa diakali dengan banyak cara yang bisa membuat lansia perlahan beraktivitas kembali. Aktivitas sederhana seperti jalan pagi keliling kompleks rumah setiap harinya dapat dilakukan. Atau mungkin, pergi belanja ke pasar atau mall dan berjalan satu atau dua keliling. Hal-hal sederhana seperti ini dapat dihitung sebagai aktivitas fisik, dan dapat membantu seorang lansia untuk mulai beraktivitas kembali.
Ketika sudah mulai terbiasa, aktivitas fisik dapat dilanjutkan dengan mencoba kegiatan yang lebih kompleks, seperti misalnya mengikuti senam bersama yang diadakan lingkungan sekitar. Atau misalnya, mengganti jalan pagi menjadi lari pagi. Dari sini, lansia dapat mengetahui aktivitas seperti apa yang dirasakan cocok untuk diri mereka.
Jika berkenan, berbagai macam olahraga pun juga dapat dicoba. Olahraga seperti yoga, pilates, dan tai chi merupakan olahraga yang cukup mudah untuk dilakukan dan dapat meningkatkan keseimbangan, kelenturan, serta kekuatan otot badan. Senam, bersepeda, bulu tangkis, maupun tennis juga dapat dicoba, karena olahraga-olahraga ini dapat membantu kerja jantung menjadi lebih baik lagi.
Tentunya, saat memulai beraktivitas fisik kembali, perlu cukup memperhatikan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh lansia untuk mengurangi risiko terjadinya hal yang tidak diinginkan. Dengan perlahan memulai kegiatan, lansia dapat dengan sadar merasakan apa yang sebaiknya dihindari. Apabila tidak yakin, dapat berkonsultasi ke dokter untuk memastikan apa saja yang dapat dilakukan. Tak hanya aktivitas fisik, diet juga perlu diperhatikan. Manfaat aktivitas fisik akan lebih terasa apabila dibarengi dengan makanan yang cukup bergizi, terutama jika lansia memiliki penyakit penyerta.
Aktivitas fisik sangat disarankan untuk dilakukan oleh lansia. Berbagai manfaat dapat diraup dari sini, mulai dari segi fisik, mental, hingga sosial. Hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup; tidak hanya menambah umur, sehari-hari pun terasa lebih “hidup”. Terdapat banyak macam aktivitas fisik yang dapat dicoba, tentunya dengan berhati-hati dan dibarengi dengan makanan bergizi.
“…getting active is not about adding years to your life, it’s about adding life to your years.”
Comments